Perkembangan Sundial Pada Masyarakat Sekitar (Studi Di Masjid Qowiyuddin Jagir dan Masjid Jami’ Peneleh Surabaya)

Abstract

Penggunaan alat tradisional pada masa sekarang dirasa kurang begitu menarik untuk dilakukan dan mengakibatkan lambat laun semakin ditinggalkan. Terutama dalam bidang Ilmu Falak adanya perkembangan teknologi yang sudah mendukung untuk menggunakan alat atau instrumen yang lebih praktis. Salah satunya pada Sundial atau Jam Matahari yang mana merupakan sebuah instrumen sederhana yang dapat menunjukkan waktu menggunakan konsep bayang-bayang Matahari. Penggunaan alat ini sudah sangat jarang ditemukan. Peneliti  melakukan penelusuran dan berhasil menemukan terkait alat tradisional ini yaitu pada beberapa Masjid tertua di Surabaya yaitu Masjid Qowiyuddin Jagir dan Masjid Jami’ Peneleh Surabaya. Kedua masjid tersebut masih menggunakan perangkat klasik dalam menentukan awal waktu shalatnya yaitu dengan menggunakan Sundial. Antara Masjid Qowiyuddin Jagir maupun Masjid Jami’ Peneleh Surabaya mempunyai nama penyebutan tersendiri untuk Sundial yang mereka gunakan. Misalnya pada Masjid Qowiyuddin menyebutnya sebagai Pandem, sedangkan Masjid Jami’ Peneneleh menyebutnya dengan istilah Bencet. Atas dasar tersebut, peneliti ingin menggali lebih dalam bagaimana perkembangan penggunaan Sundial atau Pandem ataupun Bencet pada masyarakat sekitar khususnya di Masjid Qowiyuddin Jagir dan Masjid Jami’ Peneleh Surabaya. Dengan adanya penelitian ini diharapkan mampu menjadi sumber ilmu pengetahuan terkait perkembangan dari penggunaan Sundial itu sendiri.

Kata kunci: Sundial; Pandem; Bencet; Masjid Qowiyuddin Jagir; Masjid Jami’ Peneleh Surabaya.