MATERI AJAR BAHASA ARAB DI ERA POST HUMANISME

Abstract

Tulisan ini mendeskripsikan pembahasan tentang materi ajar yang perlu diajarkan pada pembelajaran bahasa Arab di era post-humanisme. Menurut profesor Suwardi Enraswara, paradigma post-humanisme menyatakan posisi manusia sejajar dengan yang lain, baik hewan, tumbuhan atau segala hal lain yang ada di muka bumi ini. Manusia tidak lagi selalu menjadi central, tidak perlu merasa lebih, bahkan dari debu yang berkesempatan sama diangkat sebagai objek kajian materi pembelajaran termasuk dalam pembelajaran bahasa. Sementara itu, sebagaimana diketahui bahwa era 4.0 telah membawa banyak perubahan dalam dimensi kehidupan manusia. Digitalisasi menjadi hal yang tak terelakkan, segala lini kehidupan yang dulu banyak ditangani manusia bergeser menjadi dilakukan robot/ mesin. Manusia tidak lagi menjadi center of point atau primadona subjek dalam semua dan sebuah bidang. Hal ini selaras dengan paradigma era post-humanisme yang dibahas. Pergeseran tersebut juga menuntut perubahan paradigma dalam menentukan materi ajar di dunia pendidikan, tak terkecuali dalam pembelajaran bahasa Arab. Pada sebuah pembelajaran, materi ajar adalah ruhnya. Karena melalui materi ajar, pengajar mempunyai alat dalam rangka membantu peserta didik mencapai tujuan pada pembelajaran tersebut. Dan tujuan pembelajaran tersebut merujuk pada kompetensi yang sudah ditetapkan, dimana kompetensi itu yang akan menjadikan peserta didik siap dan mampu menjalani kehidupan juga menghadapi tantangan hidupnya. Jadi materi ajar akan sangat berkaitan erat dengan bagaimana zaman dan tantangan yang akan dihadapi peserta didik dengan menyiapkan kompetensi dirinya.

Pada tulisan ini penulis membahas materi ajar bahasa Arab yang perlu diajarkan pada era post humanisme ini. Pembahasan ini berdasarkan analisis kebutuhan bidang kajian dan sumbernya yang dikembangkan untuk memenuhi kompetensi yang dituju. Sehingga akan menghasilkan berbagai varian materi ajar dengan ke-khas-an yang sesuai bidang kajian. Dalam hal ini, bahasa Arab dipandang dari fungsi bukan hanya sebagai bahan kajian saja untuk jurusan tertentu akan tetapi juga sebagai bahasa pengantar pada setiap kajian keilmuan berbagai bidang tersebut.