Pengalaman Studi Pelajar dan Mahasiswa Indonesia di Mesir Perspektif Maqāṣid Al-Sharī‘Ah
Main Article Content
Abstract
Sampai saat ini, bagi pelajar studi Islam di Indonesia, Mesir masih menjadi ka’batu al quṣṣād, dengan Universitas Al Azhar yang terletak di kota Kairo sebagai centre-nya. Dari tahun ke tahun sejak era sebelum kemerdekaan negara Indonesia, pelajar Indonesia sudah berduyun-duyun melanjutkan studi formal maupun informal mereka ke Mesir. Dengan pengalaman bertahun-tahun tersebut, kerjasama antara Indonesia dan Mesir dalam hal pendidikan para pelajar juga selalu melakukan perbaikan-perbaikan. Salah satu di antaranya adalah adanya program pengayaan bahasa atau daur al lugah bagi calon mahasiswa yang dinilai masih membutuhkan kelas tambahan di bidang penguasaan bahasa arab. Artikel ini menerangkan pengalaman studi pelajar dan mahasiswa Indonesia di Mesir yang masih tergabung dalam program pengayaan bahasa dalam perspektif maqāṣid al-sharī‘ah. Penelitian ini adalah penelitian lapangan dan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Data yang terkumpul dianalisis dengan teori maqāṣid al-sharī‘ah. Konklusi dari artikel ini menjelaskan bahwa pelajar dan mahasiswa Indonesia yang sedang menjalani program pengayaan bahasa merasa bahwa selama mengikuti program daur al lugah mereka merasa terbantu dengan materi-materi yang diajarkan di almamater mereka di Indonesia, di antaranya adalah materi Nahwu, Sharf, Muhadatsah, dan Maharah Istima’. Meski begitu, para pelajar dan mahasiswa menemukan kesukaran ketika dihadapkan dengan komunikasi menggunakan bahasa āmiyyah atau bahasa arab yang sudah dikolaborasikan dengan dialek (lahjah) Mesir, dikarenakan adanya perbedaan antara bahasa arab (fuṣḥah) yang diterima di kelas-kelas dengan bahasa arab (āmiyyah) yang ditemukan di kegiatan-kegiatan di luar kelas.