Sejarah dan Hikmah Astronomis Peralihan Arah Kiblat Umat Muslim
Main Article Content
Abstract
Ka’bah yang berlokasi di kota Makkah bukanlah kiblat pertama umat Muslim. Kiblat pertama umat Muslim adalah Baitul Maqdis atau Masjidil Aqsha. Namun Ka’bah merupakan tempat ibadah pertama kali yang dibangun di muka Bumi. Suatu hal yang menarik dari sejarah peralihan arah kiblat umat Muslim adalah apa sebenarnya hikmah astronomis dibalik peralihan arah kiblat kita? Selanjutnya penelitian ini masuk dalam kategori jenis penelitian kepustakaan (library research) dengan metode deskriptif kualitatif. Dari hasil penelitian menyatakan bahwa sejarah menyebutkan, perintah peralihan kiblat dari Baitul Maqdis ke Baitullah terjadi pada tahun ke dua setelah Nabi hijrah ke Madinah. Peralihan arah kiblat ini sebenarnya secara astronomis memiliki hikmah tersendiri dengan adanya metode penentuan rashdul kiblat yang dengan mudah kita lakukan setiap saat dengan bantuan bayangan Matahari yang sederhana. Hal ini dikarenakan lintang Ka’bah yang berada di kota Makkah tidak melebihi nilai deklinasi tertinggi Matahari. Baik titik balik utara maupun titik balik selatan. Berbeda dengan Baitul Maqdis yang terletak di kota Yarussalem, dimana nilai lintangnya melampaui batas deklinasi tertinggi Matahari. Sehingga kota atau wilayah tersebut secara astronomis tidak akan pernah menemui fenomena hari tanpa bayangan karena Matahari tidak akan pernah berkulminasi tepat di wilayah tersebut.
Kata kunci: Arah kiblat, Baitullah, Baitul Maqdis, Makkah, Yarussalem