@article{Bahkrudin_Makniyah_2018, title={Penerapan Eudaemonia dalam Meningkatkan Taraf Kesehatan Masyarakat Digital (Sebuah Pengembangan Model Abdiman)}, volume={2}, url={https://proceedings.uinsby.ac.id/index.php/ACCE/article/view/89}, DOI={10.15642/acce.v2i.89}, abstractNote={<p>: Masyarakat digital (Cyber-Society) adalah masyarakat yang melakukan aktivitas keseharian di dunia maya mulai dari politik, sosial, ekonomi, pendidikan, kultural, spiritual, dan seksual, termasuk kesehatan. Kesehatan dalam rumusan WHO (World Health Organization) merupakan kondisi sejahtera fisik, biologis, psikologis, sosial dan spiritual. Dari ruang lingkup tersebut, kesehatan adalah kondisi holistik seseorang, sehingga penanganannya pun harus melalui pendekatan yang holistik juga. Penanganan kesehatan masyarakat oleh lembaga-lembaga kesehatan formal-konvensional semisal, Puskesmas dan Rumah Sakit masih fokus pada aspek fisik-biologis semata, sedangkan aspek psikologis, sosial dan spiritual belum menjadi layanan medis yang bisa diberikan kepada masyarakat untuk menghantarkannya menuju taraf sehat WHO. Padahal, aspek yang belum tercover tersebut merupakan patagonis yang utama. Dengan demikian, penanganan kesehatan merupakan ruang bersama lembaga medis formal-konvensional dan masyarakat. Penanganan holistik dalam upaya meningkatkan taraf kesehatan masyarakat menjadi hipotesa ketercapaian parameter sehat WHO bagi masyarakat. Lewat penerapan metode berbasis Eudaemonia sebagai layanan kesehatan, taraf kesehatan anggota masyarakat secara holistik diharapkan dapat meningkat. Dalam perspektif ilmu kedokteran dan kesehatan era III, disharmoni-diri menjadi basis etiologis yang utama bukan masalah ketidakberfungsian mekanisme biologis semata. Penerapan Eudaemonia dengan menggunakan bimbingan konseling dan teknologi radionics berupaya menyeimbangkan kembali harmoni diri (homeostatis) dengan dirinya sendiri, lingkungan sosial, dan Tuhannya secara transpersonal dan kuantum-relativistik. Masyakarat dibimbing mengenali perilaku-perilakunya yang menyebabkan sakit, dibimbing mengenali potensi-potensi diri yang fitrah dan luar biasa, serta dibimbing mengaktivasi potensi dirinya untuk self-healing. Dengan pendekatan ini, layanan kesehatan dapat dilakukan dan diaksese masyarakat digital di dunia maya. Hasilnya, ketercapaian kesejahteraan fisik, biologis, psikologi, social, dan spiritual anggota masyarakat secara holistik, dapat diupayakan lebih efektif dan efesien dibandingkan hanya dengan pendekatan medis semata. Hal ini dikarenakan penerapan Eudaemonia fokus pada sumber utama sakit: mengapa sakit? Alih-alih fokus pada upaya memahami bagaimana mekanisme biologis suatu penyakit.</p&gt;}, journal={Proceedings of Annual Conference on Community Engagement}, author={Bahkrudin and Makniyah, Jauharotul}, year={2018}, month={Oct.}, pages={627-637} }