Sense of Place dan Kerusakan Lingkungan di Kawasan Wisata Pantai Ujong Batee Kabupaten Aceh Besar
Abstract
Pantai Ujong Battee sebagi lokasi wisata menawarkan keindahan alam di pesisir pantai. Aset tersebut menjadi nilai jual yang ditawarkan oleh para pengelola usaha. akan tetapi, tata kelola lokasi wisata yang buruk dan Kerusakan pantai malah terjadi akibat pembuangan sampah berupa sampah plastik dan organik (kulit kelapa muda) yang dilakukan oleh pengelola tempat usaha maupun pengunjung. Mereka membuang sampah di pesisir pantai sehingga merusak pemandangan dan keindahan pantai. Hasil interveiw awal dengan para pengelola usaha menemukan bahwa kebanyakan dari pengelola usaha bukan pemilik utama. Mereka hanya mengunakan lahan tanpa membayar sewa dan apabila pemilik lahan secara tiba-tiba ingin mengunakan lahan maka penjual harus mengembalikan lahan usaha tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah mengeksplorasi penyebab terjadinya kerusakan lingkungan dan tata kelola lokasi wisata yang buruk dikawasan pantai Ujong Batee dengan menggunakan konsep sense of place dan teori green politics sebagai alat analisis. Penelitian ini adalah penelitian survai yang menggabungkan metode kuantitatif dan kualitatif dengan melibatkan 30 orang responden yang merupakan pengilik café di kawasan wisata. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu kerusakan lingkungan disebabkan karena tidak adanya sense of place dari pemilik café terhadap lokasi tempat mereka berjualan. Hal ini terjadi karena lahan kawasan wisata bukanlah milik pribadi pemilik café. Sense of place yang rendah menyebabkan tidak adanya komitmen dari para pemilik café untuk menjaga kebersihan dan keindahan lokasi wisata dan pada akhirnya menyebabkan kerusakan lingkungan yang lebih luas
Downloads
Copyright (c) 2018 Proceedings of Annual Conference on Community Engagement
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.